Diberdayakan oleh Blogger.
RSS

Pengertian Sebab Akibat


Sebab dapat diketahui sebagai suatu hal yang dianggap sebagai pemberi/penghasil sesuatu. Sedangkan akibat dapat diketahui sebagai suatu hal yang dihasilkan dari suatu sebab. Dengan kata lain sebab dan akibat memang sangat erat kaitannya dalam bidang apapun. Seperti ilmu kesehatan yang berurusan dengan pencegahan dan pemberantasan penyakit. Usaha untuk menemukan penyebab penyakit diteruskan dengan harapan bahwa, sekali penyebab dari suatu penyakit ditemukan, pencegahan akan menyusul. Penyebab diterima bia satu unsur jelas berpengaruh pada timbulnya penyakit dan penghapusannya berakibat pada penurunan frekuensi penyakit. Pengertian penyebab ini berbeda daripada yang diterapkan di ilmu hukum atau filsafat.
[1]Pada pencegahan, cukup untuk menentukan suatu pemaparan, tanpa secara khusus menentukan penyebab pokok dari penyakit. Sebagai contoh, asap rokok telah diketahui sebagai zat yang dapat mencemarkan lingkungan dan ada hubungan dengan angka yang meninggi dari kanker paru dan kanker yang lain, serta jantung dan pernafasan. Tidak perlu untuk menentukan dengan seksama bagian apa dari rokok yang merupakan penyebab pokok penyakit tersebut sebelum membuat upaya pencegahan.
Cara statistik tidak dapat menetapkan bukti dari kaitan sebab akibat di dalam suatu hubungan. Penafsiran dari hubungan semacam itu harus dijalankan menurut suatu cara tertentu. Panitia penasehat untuk Kepala Jawatan Kesehatan Masyarakat di U.S.A. (Advisory Communitee, 1964) memberi batasan lima patokan yang harus dipenuhi untuk menetapkan suatu hubungan sebab akibat. Kelima patokan itu telah umum diterima sebagai suatu uji penyebab. Patokan tersebut adalah (1) kesesuaian dari hubungan, (2) kekuatan dari hubungan, (3) kekhususan dari hubungan, (4) urutan waktu dari hubungan, dan (5) kebolehjadian dari hubungan.

1.                          Kesesuaian berarti bahwa penelitian yang berbeda menghasilkan hubungan yang sama, walaupun mereka memakai rancangan yang berbeda dan dilaksanakan pada penduduk yang berbeda kadang di negeri yang berbeda.
2.                          Kekuatan menunjukkan kepada besar dari peluan relatif yang diperoleh. Makin besar peluang relatif, makin meyakinkan kalau hubungannya sebab akibat. Lagipula, bila suatu hubungan dosis respons yang berbeda dapat ditunjukkan, kemungkinan bahwa pemaparannya merupakan penyebab, makin meningkat. Hubungan dosis respons yang demikian dapat ditulis sebagai derajat (jumlah rokok yang dihisap tiap hari, misalnya) atau lamanya pemaparan (jangja waktu pemakaian obat-obatan pencegah kehamilan minum).
3.                          Kekhususan mengukur sampai seberapa jauh satu pemaparan tertentu menghasilkan satu penyakit khusus. Bila reaksi terhadap pemaparan berubah, ia makin kurang sebagai penyebab.
4.                          Urutan waktu berarti bahwa pemaparan trhadap unsure harus mendahului terjadinya penyakit.
5.                          Kebolejadian berarti kemungkinan biologis yang mungkin sudah ditetapkan pada percobaan binatang.


[1] Sutrisna, Bambang. Pengantar Metode Epidemiologi hal 143-145.2010

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

0 komentar:

Posting Komentar

http://kesmas-online.blogspot.com/